Sering Merasa Tertinggal dengan Teman? Kamu Tidak Sendirian

06.32
Sumber: Freepik.com


Pemuda, khususnya generasi Z, tidak dapat dipisahkan dari media sosial. Melalui media sosial, kamu menyaksikan berbagai pencapaian teman-teman, seperti sudah menikah, bekerja di perusahaan ternama, memiliki usaha sendiri, atau bahkan berkesempatan bepergian ke luar negeri. Tidak jarang, dalam pertemuan langsung, topik pembicaraan pun berputar pada hal-hal serupa, sehingga menimbulkan pertanyaan dalam hati, “Kapan saya bisa seperti mereka?”

Jika kamu pernah merasakan hal tersebut, kamu tidak sendiri. Hal ini sangat wajar, terutama pada usia 20-an, masa di mana kamu tengah menghadapi berbagai pertanyaan dan pencarian jati diri. Fase ini dikenal sebagai quarter life crisis, yaitu periode ketika kamu mulai meragukan arah hidup, mempertanyakan makna kesuksesan, dan merasa ragu terhadap masa depan.

Namun, perlu disadari bahwa apa yang tampak di media sosial maupun dalam pertemuan langsung hanyalah sebagian kecil dari kehidupan seseorang. Di balik pencapaian yang terlihat dan senyuman yang ditampilkan, banyak orang yang sebenarnya juga menghadapi tantangan dan kegelisahan yang serupa. Sering kali, kita hanya melihat keberhasilan tanpa mengetahui perjuangan dan proses panjang di baliknya.

Yang perlu kamu ingat, setiap individu memiliki waktu dan jalannya masing-masing. Kamu tidak terlambat dan tidak tertinggal. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (takdir) yang telah ditetapkan.” (QS. Al-Qamar: 49)

Ayat tersebut mengingatkan bahwa segala sesuatu telah diatur dengan takaran dan waktunya masing-masing. Oleh karena itu, tidak perlu membandingkan perjalanan hidup kamu dengan orang lain, karena Allah telah menetapkan takdir terbaik untuk setiap hamba-Nya sesuai dengan porsinya.

Dengan meyakini bahwa takdir manusia berbeda-beda dan memiliki waktunya masing-masing, hati akan menjadi lebih tenang. Kesehatan mental pun akan lebih terjaga ketika kamu berhenti membandingkan diri dengan orang lain dan mulai menghargai proses yang sedang kamu jalani. Hidup bukanlah sebuah perlombaan; mungkin saat ini kamu sedang membangun pondasi, bukan memamerkan hasil, dan hal tersebut sepenuhnya wajar.

Tidak mengapa jika kamu belum mengetahui tujuan hidup saat ini. Tidak mengapa jika hari ini kamu hanya mampu bertahan, karena bertahan pun merupakan bentuk kekuatan.

Tenanglah, kamu sedang tumbuh, meskipun perlahan. Selama kamu terus melangkah, percayalah bahwa itu merupakan bagian dari kemajuan. Kamu tidak benar-benar tertinggal.