Peran Pemuda untuk Masyarakat Berdaya: Membedah Konsep YOLO
Sumber: Freepik.com |
Sebagai pemuda, seringkali mendengar anggapan dari pemuda lain bahwa mencoba sesuatu yang baru dalam hidup itu sungguh menyenangkan. Pemuda seringkali merasa memiliki hidup yang bebas ingin menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang tanpa arti. Saat ini, ada istilah yang relevan dengan fenomena yang terjadi pada pemuda, yaitu YOLO. YOLO adalah singkatan dari "You Only Live Once" yang dalam bahasa Indonesia berarti "kamu hanya hidup sekali". Istilah ini sering digunakan untuk mendorong seseorang untuk menikmati hidup dan berani mengambil kesempatan, karena hidup hanya terjadi sekali. YOLO juga sering digunakan untuk mendukung tindakan yang dianggap berani atau ekstrim.
Dalam konteks negatif, YOLO seringkali membuat pemuda mengambil tindakan-tindakan yang berdampak negatif baik pada dirinya maupun pada orang lain. Misalnya, beberapa pemuda pada awalnya hanya coba-coba untuk merasakan sensasi merokok untuk pertama kalinya tanpa memikirkan konsekuensi jangka panjang. Pada akhirnya, menjadi kecanduan rokok karena di dalam rokok terdapat zat nikotin yang membuat penggunanya kecanduan. Contoh fenomena tersebut membuktikan bahwa konteks YOLO dalam hal negatif sangat patut untuk dihindari. Pada awalnya hanya ingin coba karena untuk sekali dalam seumur hidup, pada akhirnya terbawa arus dan memiliki dampak negatif seumur hidup.
Dari YOLO konteks negatif tersebut, membuat beberapa pemuda menggunakan istilah YOLO untuk konteks positif. Dalam konteks positif, YOLO bisa memotivasi seseorang untuk mengambil peluang, meraih mimpi, dan melakukan hal-hal yang bermanfaat selama masih bisa. Orang-orang yang memegang prinsip ini sering beranggapan bahwa "hidup hanya sekali, sehingga manfaatkan dengan hal-hal yang berarti". Pemuda yang masih berstatus pelajar atau mahasiswa, selain memanfaatkan waktu selama hidup dengan belajar dengan tekun dan baik, bisa melakukan beberapa kegiatan yang positif untuk menambah keberartian hidup. Pemuda bisa memberikan dampak nyata untuk masyarakat dimulai dari langkah-langkah sederhana. Misalnya, memberikan kontribusi positif dengan melakukan kerja bakti, memberikan edukasi tentang kebersihan, memberikan edukasi tentang materi sesuai dengan pembelajaran di kampus, atau contoh lainnya.
Sumber: Dokumentasi pribadi 07/09/2024 |
Pada gambar tersebut, mahasiswa Ilmu Kelurga dan Konsumen memberikan edukasi kepada masyarakat terkait dengan cara stimulasi motorik halus kepada anak usia dini, memberikan pembelajaran pengelolaan emosi kepada anak remaja, memberikan edukasi tips menjadi ibu rumah tangga yang baik dan ideal, memberikan edukasi kepada lanjut usia, serta beberapa kegiatan tambahan lainnya.
Dari beberapa penjelasan di atas, istilah YOLO tidak selalu berimplikasi negatif, tetapi dapat berimplikasi positif. Hidup hanya sekali, maka hiduplah dengan menebar kebermanfaatan dan setiap aksi yang dilakukan memiliki arti.
Komentar
Posting Komentar