Benarkah Pendidikan di Indonesia Masih Kurang Holistik? Ini Faktanya!
Source: freepik.com |
Apakah kamu pernah mendapatkan ranking saat SD, SMP, atau SMA? Wah, selamat! Itu artinya kamu termasuk dalam daftar siswa berprestasi di sekolah. Tapi, tahukah kamu bahwa sistem ranking ternyata bisa berdampak negatif pada perkembangan anak? Pendidikan yang hanya berfokus pada akademik dapat membuat siswa merasa bahwa belajar hanyalah tentang kompetisi, bukan tentang eksplorasi dan pengembangan diri. Apakah ada alternatif solusinya? hal ini mungkin dapat diatasi dengan menerapkan konsep pendidikan holistik secara inklusif di Indonesia. Namun, apakah pendidikan yang hanya berfokus pada akademik sudah cukup untuk membentuk individu yang siap menghadapi masa depan? Dunia terus berkembang, dan tantangan di masa depan bukan hanya soal nilai ujian, tetapi juga keterampilan berpikir kritis, kreativitas, serta kemampuan beradaptasi. Oleh karena itu, muncul gagasan bahwa pendidikan seharusnya tidak hanya mengasah kecerdasan intelektual, tetapi juga membentuk manusia secara utuh. Konsep ini dikenal sebagai pendidikan holistik.
Apa Itu Pendidikan Holistik?
Pendidikan holistik adalah konsep pendidikan yang tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga mengembangkan seluruh potensi siswa secara harmonis, meliputi potensi intelektual, emosional, fisik, sosial, estetika, dan spiritual. Menurut John Dewey, seorang filsuf pendidikan, pendidikan harus membentuk manusia seutuhnya, bukan hanya sekadar mengasah kecerdasan intelektual. Konsep ini juga didukung oleh teori taksonomi Bloom, yang membagi pembelajaran ke dalam tiga aspek utama:
Kognitif: Berhubungan dengan kecerdasan akademik dan berpikir kritis.
Psikomotor: Mengembangkan keterampilan fisik dan kreativitas.
Afektif: Berkaitan dengan moral, empati, dan keterampilan sosial.
Apakah Indonesia Sudah Menerapkan Pendidikan Holistik?
Di Indonesia, walaupun belum seluruhnya menerapkan konsep pendidikan berbasis karakter, tetapi terdapat beberapa sekolah yang telah menerapkan konsep ini. Salah satu contohnya adalah Pendidikan Holistik Berbasis Karakter (PHBK) yang dikembangkan oleh Indonesia Heritage Foundation (IHF). Program ini mengajarkan anak-anak tentang kecerdasan emosional, etika, dan keterampilan hidup selain pelajaran akademik. Selain itu, sekolah berbasis pendidikan karakter seperti Sekolah Alam Indonesia (SAI) dan Green School Bali juga telah menerapkan konsep pendidikan holistik dalam kurikulumnya.
Masih minimnya jumlah sekolah yang menerapkan konsep pendidikan holistik, sebagian besar sistem pendidikan di Indonesia masih mengutamakan nilai ujian sebagai indikator utama kesuksesan siswa. Sistem ini sering kali membuat anak-anak merasa tertekan dan kurang mengeksplorasi bakat mereka di bidang non-akademik.
Bagaimana Jika Indonesia Menerapkan Pendidikan Holistik Secara Luas?
Jika pendidikan holistik diterapkan secara menyeluruh, siswa akan lebih siap menghadapi tantangan masa depan. Mereka tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kreativitas, empati, dan keterampilan praktis.
Beberapa negara telah menerapkan pendidikan holistik dan terbukti memiliki sistem pendidikan yang lebih baik dan mampu mencetak generasi yang inovatif. Jika Indonesia berani beralih ke sistem ini, bukan tidak mungkin kita bisa menjadi negara maju dengan sumber daya manusia yang lebih berkualitas.
Jadi, apakah kamu setuju jika sistem pendidikan Indonesia perlu lebih holistik? Yuk, diskusi di kolom komentar! Widyastono, H. (2012). Muatan Pendidikan Holistik dalam Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 18(4), 467-476. https://doi.org/10.24832/jpnk.v18i4.102.
Sumber lainnya berasal dari bahan materi kuliah Mata Kuliah Pendidikan Holistik pada Ilmu Keluarga dan Konsumen, IPB University.
Komentar
Posting Komentar